
Mengajarkan anak tentang kepedulian dan kedermawanan bukanlah sekadar melatih memberi, tetapi merawat fitrah yang Allah titipkan sejak lahir. Rasulullah ﷺ bersabda,
“Seorang hamba tidaklah berkurang hartanya karena bersedekah” (HR. Muslim).
Fitrah berbagi sejatinya sudah ada dalam diri setiap anak. Ustadz Harry Santosa rahimahullah, pakar parenting berbasis fitrah menjelaskan bahwa fitrah ini mulai terlihat saat anak berusia 2–3 tahun, ketika mereka mulai rela memberikan mainan atau makanan kepada orang lain. Inilah saat terbaik untuk menyemai kebiasaan memberi dengan cara sederhana, agar menjadi karakter yang kuat sepanjang hidupnya.
Teladan Orangtua adalah Kunci
Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika bapak dan ibunya saling membantu pekerjaan sehari-hari di dalam rumah, mereka akan mudah meniru apa yang orangtuanya lakukan. Mengajak mereka bersedekah di masjid, berbagi makanan Jum’at berkah, atau bersikap ramah dengan murah senyum kepada orang lain, anak akan memahami bahwa sikap ini bagian dari iman. Rasulullah ﷺ bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah” (HR. Tirmidzi). Oleh karena itu, jadikan rumah kita tempat pertama anak belajar peduli terhadap sesama.
Tips Menumbuhkan Jiwa Dermawan pada Anak
- Mulai dari hal kecil di rumah
Ajak anak berbagi camilan dengan saudaranya, membereskan mainan bersama, atau membantu menyiapkan makanan untuk tamu. - Kenalkan konsep sedekah yang luas
Jelaskan bahwa sedekah bukan hanya uang. Waktu dan tenaga juga bernilai. Libatkan anak membantu tetangga membawa belanja, menjenguk teman sakit, atau ikut gotong royong di masjid. - Ajak berbagi secara nyata
Misalnya, belanja bahan makanan untuk melayani tamu pengajian, menabung sebagian uang saku untuk kotak infaq, atau memilih mainan untuk disumbangkan ke panti asuhan. - Tanamkan syukur setiap hari
Ingatkan anak bahwa makanan, rumah yang aman, dan kesehatan adalah nikmat Allah yang tak ternilai. Rasa syukur dan cukup dengan apa yang ada, akan membuat mereka lebih mudah berbagi. - Beri mereka semangat berbagi meski sedikit.
Ali bin Abi Thalib berkata, “Jangan malu memberi sedikit, karena yang sedikit itu lebih baik daripada tidak sama sekali.” Nasehat ini penting dikenalkan kepada anak agar mereka memahami bahwa setiap kebaikan, sekecil apa pun, bernilai di sisi Allah.
Allah juga berfirman, “Maka bertakwalah kepada Allah sesuai kesanggupanmu, dengarkanlah, taatilah, dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu” (QS. At-Taghabun: 16).
Jika sejak kecil mereka terbiasa dengan syukur dan berbagi, insyaAllah kelak mereka tumbuh menjadi pribadi yang mampu berempati, peka terhadap sesama, dan senang berbagi