
Purwokerto – Bertempat di kantor Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Jawa Tengah di Purwokerto, kabupaten Banyumas, Jateng, serah terima bantuan Sompo Welfare Foundation berupa Alat bantu Dengar (ABD/HADs) dan renovasi ruangan terapi anak-anak disabilitas rungu digelar pada Senin (25/3). Bantuan sebesar 6.400 USD didedikasikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus, disabilitas rungu yang membutuhkan ABD. Sasaran program adalah anak-anak usia sekolah dari Kabupaten Banyumas dan Kebumen Jateng. Sebanyak 8 anak terpilih stelah serangkaian asessment, observasi serta pemeriksaan penunjang medis. Total terdapat 14 unit ABD disalurkan, karena ada 2 anak yang hanya mendaptkan masing-masing 1 unit karena kondisi telinga yang masih berfungsi.

Hadir dalam kegiatan ini orang tua calon penerima manfaar, anak dengan gangguan rungu, perwakilan guru dari sekolah sasaran, Dinas Pendidikan secara luring dan daring. Dalam sambutanya melalui zoom, Marsiana, selaku Head of oprasional Marketing-Brand, Marketing and Communication, mewakili Sompo Welfare Foundation berharap dana hibah ini, dapat bermanfaat secara berkelanjutan bagi adik-adik penerima manfaat dengan gangguan pendengaran. Dirinya juga berharap bantuan alat bantu dengar dan ruang terapi persembahan Sompo Welfare Foundation dapat meningkatkan kemampuan belajar dan menunjang kehidupan yanng lebih baik .
Robani, S.Pd, M.Pd kepala Seksi Kurikulum Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, mengucapkan banyak terima kasih atas kerjasama dan pelibatan Dompet Dhuafa dalam program yang menyasar siswa/siswi didik kami. Salah satu penerima manfaat, Satria Adiputra Januar (7), putra pasangan Mujahidin dan Eli Purwanti dari Desa Plangkapan, Kec. Tambak, Kab. Banyumas, Jateng terdeteksi Hearing Loss Berat (Profound)/gangguan dengar berat sejak usia 15 bulan akibat virus Cytomegalovirus (CMV). Eli Purwanti, mengungkapkan rasa sykurnya atas bantuan yang seperti mimpi bagi dia dan suaminya. Sewaktu diberitahukan dokter harga alatnya mahal, kami sudah pada titik yang penting anak mau sekolah. Alhamdulillah dengan bantuan ABD ini, berharap Satria memiliki masa depan yang lebih baik seperti anak-anak lainnya.
Berdasarkan hasil Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) Kementrian Kesehatan Tahun 2013, prevalensi ketulian di Indonesia diperkirakan 4,5% (11,5 juta) dengan penyebab penyakit telinga 18,5%, gangguan pendengaran 16,8%, dan tuli berat 0,4%. Angka ini tertinggi pada usia 7-18 tahun atau pada anak usia SD, SMP, dan SMA. Seperti Satria dan tujuh anak lainnya rata-rata dari hasil pemeriksaan yang dikawal oleh tim kesehatan LKC Dompet Dhuafa, memiliki gangguan dengar level berat (profound), ujar Zaini Tafrikhan selaku Pimpinan cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah. Kami bekerjasama dengan banyak pihak untuk merawat mimpi dan harapan orang tua serta anak-anak dengan gangguan dengan melalui program Peduli Tunarungu Indonesia. Digagas sejak 2016, fokus program Peduli Tunarungu Indonesia pada aktivitas skrining hearing loss, bantuan ABD, edukasi dan pendampingan berupa terapi bagi anak-anak yang sudah mendapatkan Alat Bantu Dengar (ABD). Selain itu, Dompet Dhuafa juga turut serta dalam kampanye hak-hak penydang disabilitas rungu melalui pembinaan komunitas, event serta dukungan program.
Sebagai penutup, Zaini mengucapkan banyak terima kasih kepada Sompo Welfare Foundation atas sinergi program ini, dukungan renovasi ruang terapi menjadikan program ini terus berkelanjutan, tidak berhenti pada bantuan lepas.
.
.
Sumber : @ddjateng








