Sragen – Ada yang berbeda pagi itu di kantor kepala desa Gilirejo Baru, puluhan warga tampak memadati halaman kantor kepala desa sejak pagi hari dari belasan RT yang terdapat di desa tersebut.
Berkumpulnya warga bukan tanpa diundang, mereka memenuhi arahan bapak kepala desa yang menhendaki warganya untuk turut membantu penyembelihan dan pendistribusian daging kurban di RT nya masing-masing.
Diketahui 80 ekor hewan kurban di sembelih dan di distribusikan di desa Gilirejo Baru pada hari itu, tentunya pemandangan tersebut bukan hal yang umum disaksikan dan dialami oleh warga setempat, menurut Kepala Urursan Perencanaan Desa Gilirejo Baru bapak Tarmuji Masyarakat di desa tersebut terbilang jarang ada yang berkurban di hari Idul Adha.
“Di desa Gilirejo Baru ini sebagian besar petani penggarap di lahan Perhutani, sebagian lainnya merupakan nelayan di waduk Kedung Ombo, dan kemarau panjang seringkali mempengaruhi sektor perikanan maupun pertanian yang menjadi tumpuan ekonomi warga di desa ini, jadi memang kita belum mampu untuk melaksanakan kurban setiap tahunnya” ujarnya sambil mencacah daging kurban.
Puluhan ekor hewan kurban tersebut dikirimkan oleh Dompet Dhuafa Jawa Tengah sebagai bagian dari program Tebar Hewan Kurban(THK), Program THK ini merupakan upaya pemerataan sebaran hewan kurban yang seringkali timpang antara di kota yang mengalami surplus dengan di desa yang mengalami defisit sebaran daging kurban.
Pimpinan cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah bapak Zaini Tafrikhan menyampaikan program Tebar Hewan Kurban ini di eksekusi dengan tetap memastikan faktor ekologis sesuai kearifan lokal di tiap daerah. “pada Idul Adha 1445H ini kita diberikan kepercayaan untuk mendistribusikan hewan kurban sebanyak 2.163 ekor ke pedalaman Jawa Tengah, dan alhamdulillah hampir setiap tahunnya kami melaksanakannya tanpa mengesampingkan kearifan lokal warga setempat, khususnya dalam hal pendistribusian daging kurban.” Demikian ungkapnya.
Lebih lanjut Zaini mengungkapkan kemasan ramah lingkungan alternatif kantong plastik yang umum digunakan dalam pendistribusian daging kurban seperti anyaman daun kelapa hingga daun jati.
“sudah sejak lama kita menggunakan kemasan alternatif yang ramah lingkungan dan familiar bagi warga setempat, contohnya di Indonesia timur tim kami mendistribusikan daging kurban dengan kemasan anyaman daun dan pelepah kelapa, sementara di Jawa Tengah sendiri umum kami temui warga setempat menghendaki penggunaan daun jati dan besek anyaman bambu yang bahannya mudah didapat serta ramah lingkungan.” Lanjutnya.
Di desa Gilirejo Baru sendiri Masyarakat menggunakan besek anyaman bambu untuk mendistribusikan daging kurban, warga tampak saling membantu melaksanakan perannya hari itu, segera setelah hewan kurban disembelih di kantor kepala desa, warga desa langsung membawanya ke RT masing-masing untuk di cacah dan di distribusikan kepada Masyarakat yang layak menerimanya.
Tidak sendirian, tim panitia THK Dompet Dhuafa Jawa Tengah turut dibantu oleh relawan Dompet Dhuafa Volunteer(DDV), KMB Solo Raya, HIMABID AISYIAH SURAKARTA, dan SKI FKIP Kampus 4 UNS. Puluhan relawan tersebut tanpa pamrih turut membantu penyembelihan dan pendistribusian hewan kurban di desa Gilirejo Baru, Kec.Miri, Kab.Sragen.
.
.
Sumber : @ddjateng