Memperingati Pekan ASI sedunia LKC Dompet Dhuafa Jawa Tengah mengadakan kegiatan edukasi menyusui dan demo masak MPASI yang bertempat di Balai Desa Suro, Kec. Kalibagor, Kab. Banyumas. Aktivitas inu menyasar ibu hamil dan menyusui yang dihadiri oleh 20 peserta. Pekan Asi Sedunia atau World Breastfeeding Week (WBW) yang dirayakan mulai dari tanggal 1 sampai 7 Agustus 2023. Melibatkan bidan desa, konselor menyusui, kader kesehatan dan relawan mengusung tema “MENGAKTIFKAN MENYUSUI: Membuat perbedaan bagi orang tua yang bekerja”.
Diana Prastianingrum, A.Md selaku ahli gizi dan juga konselor ASI dari persatuan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. Sehingga pada saat sesi diskusi sebagian peserta aktif bertanya sekaligus konsultasi seputar mitos ASI dan menyusui. Bagi ibu bekerja banyak kendala dihadapi oleh ibu menyusui, seperti lingkungan kantor yang tidak suportif maupun kendala si bayi atau anak dalam menyusui ASI ekslusif. Menurut Dian itu beberapa faktor eksternal, dari sisi internal kegagalan ASI ekslusif disebabkan juga ada ibu yang kurang telaten dalam menampung ASI, pihak keluarga juga tidak telaten memberikan ASI ekslusif ketika ditinggal ibu bekerja.
Masih menurut Dian pemberian ASI tidak hanya melibatkan ibu dan bayi saja. Ayah juga memiliki peranan penting dalam mensukseskan pemberian ASI. Memberi dukungan penuh pada istrinya memberikan ASI Eksklusif pada bayi mereka, melindungi istri dan bayi, jika ada pihak yang kontra terhadap pemberian ASI dan yang ketiga, bersama-sama istri merawat dan mengasuh bayi.
Keterlibatan ayah dalam pemberian ASI, akan meningkatkan kepercayaan diri ibu dan lingkungan. Dengan demikian, ibu akan terhindar dari rasa tidak percaya diri, kuatir, gelisah yang dapat mengakibatkan turunnya produksi hormon oksitosin. Hormon oksitosin merupakan hormon penting untuk pengaliran ASI. Turunnya produksi hormon ini dapat berakibat pada turunnya produksi ASI akibat pengaliran ASI yang kurang lancar, ungkap Dian.
Menurut Intan Khoirunnisa, S.KM selaku pendamping program Kawasan Sehat, dari sisi pengetahuan peserta ibu hamil dan menyusui sudah baik dalam memahami pentinga ASI dalam tumbuh kembang bayi terutama pada seribu hari pertama kehidupan(1000 HPK). Namun dalam praktiknya beberapa kendala baik internal maupun eksternal berpengaruh cukup besar dalam keberhasilan ASI ekslusif.
Selain edukasi dan konseling menyusui, peserta terlibat dalam praktik demo masak MPASI bersumber bahan pangan lokal yatu nugget sayur dengan bahan dasar singkong dan telor dan daging ayam. Pelatihan ini sebagai bekal para orangtua menyediakan nutrisi seimbang yang berdampak pada tumbuh kembang anak agar dapat maksimal menstimulasi perkembangan anak, membentuk kebiasan yang baik.
Tiga kunci keberhasilan tumbuh kembang optimal pada 1000 Hari Pertama kehidupan seperti disampaikan oleh narasumber lainnya, yaitu fasilitator Bidan Triyanti, diantaranya adalah Kecukupan kalori, pangan beragam dan menu gizi seimbang ibu hamil, kedua menyusui bayi hanya ASI saja secara eksklusif hingga anak usia 6 bulan, dan terakhir melanjutkan menyusui hingga minimal anak berusia 2 tahun yang disertai makanan pendamping ASI (MPASI) dengan frekuensi makan dan konsistensi kepadatan makanan yang sesuai umur.
Pentingnya edukasi pada keluarga di Kawasan Sehat Suro Pada pekan ASI Dunia 2023, tidak sekadar sebuah diseminasi informasi tetapi juga bertujuan membangun kepercayaan diri ibu hamil dan ibu menyusui, serta memberikan keterampilan untuk keberhasilan menyusui, mengolah MPASI dan praktik pemberian makan pada anak yang baik. Sobat sehat, dukung para ibu bekerja terus memberika ASI sebagai asupan terbaik bagi bayi.
.
.
Sumber : @ddjateng