Cilacap, Jawa Tengah – Pada musim kemarau, beberapa wilayah di Kabupaten Cilacap mengalami krisis air bersih yang parah. Wilayah-wilayah tersebut meliputi 15 desa dari 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Kawunganten, Patimuan, Gandrungmangu, Bantarsari, Jeruklegi, Kampung Laut, Adipala, dan Sidareja. Kekeringan yang terjadi setiap tahun telah memperburuk situasi, sehingga banyak warga yang kesulitan mendapatkan air bersih. Banyak warga yang terdampak bencana kekeringan ini, terutama di daerah perbukitan yang sulit mendapatkan air bersih. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa 158 keluarga, atau 627 orang, langsung terdampak kekeringan pada tanggal 10 Juni 2024.
Distribusi Air Bersih
Untuk mengatasi krisis ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap telah mendistribusikan air bersih ke wilayah-wilayah yang terdampak. Pada tanggal 10 Juni 2024, BPBD menyediakan 1 tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter untuk Desa Ujungmanik di Kecamatan Kawunganten dan Desa Rawajaya di Kecamatan Bantarsari. Selain itu, BPBD masih terus memantau situasi dan mendistribusikan air bersih secara teratur untuk mengurangi dampak krisis ini.
menyikapi hal ini Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah Zaini Tafrikhan telah menginstruksikan tim DMC Dompet Dhuafa Jawa Tengah untuk bersiaga dan melakukan persiapan untuk penanggulangan bencana kekeringan di tahun ini
“menanggapi informasi yang sudah di terbitkan oleh pihak berwenang akan bencana kekeringan yang sudah dirasakan dampaknya di beberapa wilayah di Jawa Tengah, Alhamdulillah kami sudah mengirimkan tim untuk mendistribusikan air bersih tahap pertama di Kab. Banyumas, dan insyaallah ini bukan yang terakhir, karena kami juga sedang bersiap untuk mendistribusikan air bersih di daerah lainnya yang terdampak kekeringan juga di Jawa Tengah.” demikian beliau sampaikan dalam keterangannya.
Dompet Dhuafa Jawa Tengah juga turut membantu masyarakat yang terdampak. Pada tanggal 13 Agustus 2024, tim DMC Dompet Dhuafa Jawa Tengah telah mendistribusikan 10.000 liter air bersih ke Desa Karangkemiri di Kecamatan Jeruklegi. Upaya ini bertujuan untuk mendukung kebutuhan air bersih di 4 dusun dan 15 RT yang sangat terdampak kekeringan. Warga dusun Karangaglik, salah satu dusun yang terdampak, mulai kesulitan mendapatkan air bersih sejak bulan Juni 2024 karena curah hujan yang berkurang dan debit air sumur warga yang mulai berkurang hingga mengering.
Tantangan Geografis
Secara geografis, Desa Karangkemiri berada di daerah perbukitan, sehingga sulit mendapatkan air bersih. BPBD Cilacap telah menyediakan air bersih tiga kali seminggu, tetapi permintaan masih melebihi pasokan karena banyaknya warga yang terdampak kekeringan. Hal ini menunjukkan perlunya solusi yang lebih berkelanjutan untuk mengatasi krisis air bersih yang berulang setiap tahun.
Pemerintah Kabupaten Cilacap telah mengumumkan Status Darurat Kekeringan dari tanggal 22 Mei hingga 22 November 2024 untuk menanggulangi bencana kekeringan. Deklarasi ini bertujuan untuk memobilisasi sumber daya dan mengkoordinasikan upaya untuk mengatasi krisis ini secara efektif. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga telah melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mendorong hujan dan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa kota besar, termasuk Surabaya, Solo, Bandung, dan Jakarta, dari tanggal 30 Mei hingga 10 Juni 2024.
.
.
Sumber : @ddjateng