Semarang – Dompet Dhuafa Jawa Tengah dan Majelis Taqwa Telkomsel(MTT) Jateng DIY telah mendistribusikan Puluhan bingkai kacamata berikut dengan lensa nya untuk para santri dan anak asuh dari panti asuhan di Kota Semarang dalam program kolaborasi Indonesia Menatap Dunia pada 29 Maret 2024.
Diketahaui program tersebut memberikan bantuan kacamata kepada 50 santri dari beberapa lembaga Pendidikan di Kota Semarang, diantaranya adalah Ponpes Addainuriyyah 2 yang berlokasi di Jl. Sendang Utara Raya No. 38 Kel. Gemah Kec. Pedurungan, Ponpes Al Asror yang terletak di Jl. Kauman No.1,Kel. Patemon, Kec. Gn. Pati, dan LKSA Aisyiyah II Jl. Puspowarno Tengah VIII No.4, Salamanmloyo, Kec. Semarang Barat, Kota Semarang.
Program ini diawali dengan tahap screening dan refraksi terlebih dahulu kepada puluhan santri dari ketiga lembaga Pendidikan tersebut untuk kemudian dibuatkan kacamata dan lensa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan para santri.
Melalui program ini Wahyu Hartawan selaku perwakilan dari MTT Telkomsel berharap para santri menjadi bersemangat dalam beribadah dan dapat menuntut ilmu dengan nyaman. “Alhamdulillah ya pada kesempatan ini kita dapat bersilaturahim, dan harapannya adik-adik santri sekalian menjadi lebih bersemangat dalam menuntut ilmu.” Demikian ujarnya dalam kegiatan bertajuk Indonesia Menatap Dunia tersebut.
Sementara itu Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah Zaini Tafrikhan menyampaikan apresiasinya kepada MTT Telkomsel atas kepeduliannya terhadap para santri yang kadang kurang aware terhadap gangguan penglihatan dan kesehatan mata. “Ini merupakan program yang sangat baik, ikhtiar memudahkan para penuntut ilmu ini kadang luput dari perhatian, para santri yang setiap hari berkutat dengan kitab pun kadang tidak menyadari akan kondisi Kesehatan penglihatannya, oleh karena itu saya ingin mengapresiasi MTT Telkomsel yang telah bersama-sama mewujudkan program ini.” Demikian disampaikan beliau dalam keterangannya.
Sebagai informasi, menurut hasil survei Rapid Assesment Of Avoidable Blindness(RAAB) 2014-2016 oleh WHO menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi tertinggi kedua gangguan penglihatan dunia, sementara itu menurut Ikatan Profesi Optometris Indonesia (Iropin) dalam pertemuan ilmiah tahunan(PIT) IROPIN pada 2023 lalu menyampaikan bahwa gangguan refraksi mata pada anak meningkat pasca pandemi dan menganjurkan untuk melakukan screening penglihatan kepada anak se-segera mungkin untuk menghindari kondisi penglihatan yang semakin memburuk.
.
.
Sumber : @ddjateng